Minggu, 07 November 2010

The Pillow



Profil

Berawal dari teman semasa SMA yang sama-sama menyukai musik dan pernah bermain dalam sebuah band. Kami bertiga (egha, sigit dan arum) bertemu dan berinisiatif mendirikan sebuah grup band, kami memang sangat awam dalam bermain musik tapi itu tidak mengurangi tekat kami untuk berkarya dalam bidang musik ini, karena kami memiliki mimpi-mimpi yang karena itu kami terus berjuang sampai saat ini. kami lalui masa-masa latihan dengan anggota yang ada, seiring berjalannya waktu kami menyadari musik kami terasa hampa tanpa adanya ketukan drum dan petikan bass sehingga kami bertiga mencari dan terus memcari hingga akhirya kami bertemu dengan komo dan ridho. Setelah mereka mendengarkan materi lagu-lagu kami, akhirnya mereka bergabung.
Setelah melalui proses yang cukup panjang dan melelahkan bahkan rasa bosan dan jenuh pun terkadang menghampiri tiap-tiap personil. Tapi kami sadari bahwa jalan itu tak seindah yang dibayangkan dan bukan dunia namanya bila hidup tidak ada tantangan. Yang kami lakukan hanya berusaha mewujudkan apa yang kami perjuangkan jadi kami lalui perjalanan itu dengan tegar. Dan kami tak merasa waktu kami terbuang dengan sia-sia, karena apa yang kami pilih adalah jalan hidup yang harus kami lalui.

Akhirnya setelah kami merasa bahwa kami memang benar-benar memiliki satu mimpi dan harapan yang sama dalam dunia musik maka pada tanggal 12 April 2008 Kami :
 Egha (Vokal)
 Sigit (Gitar 1)
 Arum (Gitar 2)
 Ridho (Drum)
 Komo (Bass)


Layaknya bajak laut, kami mengibarkan bendera baru dengan nama The Pillow. The Pillow sendiri dalam bahasa inggris memiliki arti Bantal, nama itu dipilih karena kami memiliki harapan karya-karya kami bisa membuat para penikmat musik merasa nyaman. Dengan latar belakang aliran musik personil yang berbeda-beda membuat musik band kami memiliki ciri khas tersendiri, karena aransemen musik kami yang sederhana dan liriknya yang mudah di ingat. Jalur musik pop menjadi benang merah untuk lagu-lagu band kami.
Disini kami mencoba membuat karya-karya yang terbaik dan kami ingin mencoba mempersembahkannya untuk memberi warna baru dalam industri musik indonesia. Kami bercita-cita agar kami dapat lebih dikenal dalam bermusik dan karya-karya kami dapat diterima oleh masyarakat.

Thanks for all


The Pillow


Karya-karya kami dapat anda download di link di bawah ini :
1. The Pillow – Ku Rasa Ku Telah Jatuh Cinta *
2. The Pillow – Hati Yang Baru

Dan ini situs kami yang tergabung dalam sixteenhole (suatu situs band indie) : http://www.sixteenhole.com/

Bagi yang sudah berkenan mendownload dan mendengarkannya kami harapkan kritik dan masukannya untuk kami, agar kami bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi.

Kamis, 13 Mei 2010

Pematung Raja

Suatu ketika, hiduplah seorang pematung. Pematung ini, bekerja pada seorang raja yang masyhur dengan tanah kekuasaannya. Wilayah pemerintahannya sangatlah luas. Hal itu membuat siapapun yang mengenalnya, menaruh hormat pada raja ini. Sang pematung, sudah lama sekali bekerja pada raja ini. Tugasnya adalah membuat patung-patung yang diletakkan menghiasi taman-taman istana. Pahatannya indah, karena itulah, ia menjadi kepercayaan raja itu sejak lama. Ada banyak raja-raja sahabat yang mengagumi keindahan pahatannya saat mengunjungi taman istana.
Suatu hari, sang raja mempunyai rencana besar. Baginda ingin membuat patung dari seluruh keluarga dan pembantu-pembantu terbaiknya. Jumlahnya cukup banyak, ada 100 buah. Patung-patung keluarga raja akan di letakkan di tengah taman istana, sementara patung prajurit dan pembantunya akan di letakkan di sekeliling taman. Baginda ingin, patung prajurit itu tampak sedang melindungi dirinya.Sang pematung pun mulai bekerja keras, siang dan malam. Beberapa bulan kemudian, tugas itu hampir selesai. Sang Raja kemudian datang memeriksa tugas yang diperintahkannya. “Bagus. Bagus sekali“, ujar sang Raja, Sebelum aku lupa, buatlah juga patung dirimu sendiri, untuk melengkapi monumen ini.
Mendengar perintah itu, pematung ini pun mulai bekerja kembali. Setelah beberapa lama, ia pun selesai membuat patung dirinya sendiri. Namun sayang, pahatannya tak halus. Sisi-sisinya pun kasar tampak tak dipoles dengan rapi. Ia berpikir, untuk apa membuat patung yang bagus, kalau hanya untuk di letakkan di luar taman. “Patung itu akan lebih sering terkena hujan dan panas,” ucapnya dalam hati, “pasti, akan cepat rusak.”Waktu yang dimintapun telah usai. Sang raja kembali datang, untuk melihat pekerjaan pematung. Ia pun puas. Namun, ada satu hal kecil yang menarik perhatiannya. “Mengapa patung dirimu tak sehalus patung diriku? Padahal, aku ingin sekali meletakkan patung dirimu di dekat patungku. Kalau ini yang terjadi, tentu aku akan membatalkannya, dan menempatkan mu bersama patung prajurit yang lain di depan sana.” Menyesal dengan perbuatannya, sang pematung hanya bisa pasrah. Patung dirinya, hanya bisa hadir di depan, terkena panas dan hujan, seperti harapan yang dimilikinya.